March 5, 2010

Apa adanya. Ada apanya?

Jelas terpampang pengumuman bahwa di dunia ini yg terhebat ialah si ada apanya bukan si apa adanya.

Bagaimana bisa?
Salah satu bentuk yg membaca pengumuman itu bertanya-tanya.

"Kenapa si ada apanya bisa menang? bukannya si apa adanya ini slalu menjadi unggulan banyak manusia? Bukannya si apa adanya adalah kata-kata termulia di dunia ini?
lalu sejak kapan diatergantikan? ahh apalagi tergantikan oleh si ada apanya itu! hal terbusuk, yg slalu ada di punggung setiap manusia!"

Lalu mahluk yg juga sedang ikut membaca dan tak sengaja mendengar keluhan itu pun menjawab.

"Bukankah sekarang memang sudah begitu? Manusia kini tak lagi semurni embun di daun itu, tak lagi setia seperti anjing itu, dan tak lagi tepat janji seperti bulan itu.
Manusia telah berubah. Aku tak tau pasti mereka berubah atau sengaja diubah oleh nafsu mereka masing-masing. Aku juga turut sedih atas hal ini. Mereka tak lagi bisa diandalkan sebagai sahabat. Mereka terlalu mementingkan kebutuhan lahir & batin mereka sendiri tanpa tau dimana letak perasaan itu berada. Semua yg mereka lakukan semata-mata hanya ingin mendapatkan sesuatu. Sesuatu yg pasti menyenangkan hanya bagi mereka diri sendiri. Tanpa menyadari bahwa ada yg terluka. Sesuatu yg gila."

Si bentuk mendengarkan semua jawaban mahluk yg sangat kompilkasi terdengar.
lalu dia menyahut,

"Kenapa kamu bisa sebegitu memahaminya? Kamu pasti mengalaminya, ya kan?"

"Ya. Aku adalah salah satu diantara mereka. Dibalik badanku selalu mempunyai niat busuk. Aku selalu menginkan sesuatu dengan mengandalkan kata-kata apa adanya."

Jawab mahluk lalu pergi. sekarang bentuk hanya dapat melihat punggungnya, yg lama-lama tenggelam, tak terlihat lagi, dan tak berbekas.


frahgelina

No comments:

Post a Comment