February 24, 2010

riak anak-anak

ahh jakarta..
semakin terlihat tua..
semakin sesak dengan kaum kapitalis dan juga orang-orang miskin disekelilingnya.
hingar bingar jakarta malam hari dengan musik-musik beat yang menggaung memekakkan telinga di sebuah diskotik hingga menenggelamkan isak tangis bayi-bayi jalanan yang berjuang menyambung hidup..

kilauan barang-barang antik miliaran, membutakan mata para pemulung cilik yang tak bisa melihatnya, terhalangi kilauan itu..
menyadari mereka hanya bisa bermimpi menyentuhnya karena melihatnya saja tak mampu..

jakarta kini tumbuh subur.. gedung-gedung menjulang menjadikan jakarta terlihat seperti hutan beton dari kejauhan..
menghalangi gubuk reot dipinggir kali dari hangat dan panas matahari..

lalu pandangan teralih oleh sekelompok anak-anak kecil barlarian bermain dengan apa yang ada disekeliling mereka..
menggunakan tali rafia bekas jemuran untuk dijadikan lompat tali, memeluk tiang-tiang listrik untuk bermain petak umpet, dan tidur terlentang menantang panas matahari membayangkan mereka sedang berjemur dipantai hawai..
dan ketika haus mereka mencari-cari keran berkarat untuk minum..

pada saat yang bersamaan juga terlihat sekelompok anak-anak kecil lainnya tertawa bermain flying fox, berloncat-loncatan diatas trampolin..
rambut mereka yang lebat terawat beriak-riak,
kulit mereka yang halus tersapu nyamannya udara dari kondisioner..
saat dahaga datang, hanya tinggal berteriak "mau minum..!" lalu sari-sari buah segar datang siap untuk diminum..

sangat nyaman bermain di taman permainan dalam salah satu pohon beton itu.


frahgelina

1 comment: