September 21, 2010

Kata.

Belakangan ini saya diberi banyak sekali masalah dan yang pasti semuanya harus dipikirkan. Memang pada awalnya saya hanya bisa mengumpat, bersedu dan sedan tapi salah satu teman saya bilang saya seharusnya bersyukur, apapun masalah itu.
Ya, sekarang saya memang bersyukur kepada Sang Kuasa, tetapi mau tidak mau saya masih butuh umpatan, cacian dan makian. Banyak waktu yang saya habiskan hanya untuk berpikir, mengurutkan dahi dan jalannya masing-masing masalah. Benar-benar seperti mengurutkan benang emas kusut, yang harus dirapihkan perlahan agar kadar emasnya tidak rusak sedikitpun....
Tentunya saya mempunya keterbatasan. Keterbatasan saya dalam hal ini adalah mencari titik-temu dan segera menyelesaikan masalah-masalah ini dengan baik.
Begitu bercampurnya titik-temu dengan garis-garis suara yang saya keluarkan sehingga semuanya malah bertabrakan. Apa yang saya ingin utarakan tidak lebih bagai uap embun yang tak berarti apa-apa.

Dan kemudian saya menjadi sangat menyesali keterbatasan yang saya miliki ini.

Semua kata, kata-kata menjadi sangat berarti bagi saya. Betapa saya sekarang sangat menghargai tiap kata yang manusia kenali, betapa saya mencintai sebuah kata, menemukan makna pada tiap kata itu, pun arti sebenarnya. Karena tiap kata itu unik. Karena dari sebuah kata, belum tentu kamu memahami makna yang sama dengan apa yang saya pahami. Saya ingin belajar dan terus belajar, sampai pada akhirnya saya bisa menjadi bagian dari tiap kata-kata di dunia ini.

No comments:

Post a Comment