September 4, 2010

the ironic of us

lagi, lain hari kali ini.
mencoba mendigitkan goresan-goresan pinsil murahan yg kubeli dari bis patas.
menorehkannya dalam buku usangku yg hanya terbaca oleh mataku.
gelap sebelum purnama terbit, pinsilku beraksi.
terang sebelum awan berarak, kertas usangku telah penuh.

dia, pinsilku yg rapuh, memelukku kemarin siang, atau sore aku lupa.
pinsilku yg telah menghitam, yg mungkin hanya bisa satu kali lagi diraut.
tak tega aku menggantimu. tak inginku mengasahmu lagi.
tak ingin ku lagi aku menulis menggunakanmu.. pula membawamu dalam tasku.
dan kamu tau, aku tau kamu terisak didalam kotakmu selagi aku menulis menggunakan ballpoint saat ini.
tapi pinsil, setiap hari aku kan membuatmu tersenyum sampai habis waktu.
tapi tetap saja, kamu pun aku tak sudi!

No comments:

Post a Comment